Tanjungsari- Kegiatan pembentukan konselor sebayadalam rangka menurunkan prevelensi anemia remaja putri pada Rabu, 21 September 2022 bertempat di Puskemas Tanjung Sari. Kegiatan yang di hadiri UPT Puskesmas Tanjung Sari Bapak Wido Gamani, S.Gz.RD, Dr.dr. Reni Zuraida, M.Si dosen UNILA, Camat Tanjung Sari Bapak M. Dicky Cherlanda, S.IP., M.IP., wakil kepala sekolah SMK Negeri Tanjung Sari Bapak Abdul Romi, S.Pd serta tamu undangan. Dalam acara tersebut membahas kegiatan program penanggulangan anemia berbasis sekolah pada remaja putri yang berada disekolah sekitar Tanjung Sari.
Dr.dr. Reni Zuraida menjelaskan bahwa Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di Negara berkembang. Angka kejadian anemia remaja putri di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan remaja putra. Dampak dari anemia bagi remaja putri jika menderita anemia maka jangka pendeknya yaitu pertumbuhan fisiknya menjadi terhambat, kurangnya daya tahan dalam tubuh, dan sering sakit. Sedangkan jangka panjangnya, jika remaja nantinya sudah menikah dan kemudian hamil, nantinya resiko untuk melahirkan bayinya kecil dibawah 2.5 kg yang berisko tinggi, kemudian juga angka kematian ibu paling tinggi karena anemia ini.
Kegiatan program penanggulangan anemia berbasis sekolah pada remaja putri yang berada disekolah sekitar. Tanjung Sari Khusunya remaja putri di SMK Negeri Tanjung Sari terdapat 41 siswi yang menderita anemia. Tetapi setelah dilakukan kegiatan yang dilaksanakan selama 6 minggu oleh tim puskemas dan tim Dr.dr. Reni Zuraida dengan memberikan pengetahuan pentingnya asupan zat besi dan upaya memberikan Tablet Tambah Darah (TTD). Selain itu, guru disekolah dilibatkan dalam kegiatan ini agar dapat mengingatkan siswi makan dengan prosedur makanan yang mengandung zat besi. Tidak hanya guru, Ibu selaku orang tua dirumah pun juga ikut andil dalam kegiatan ini.
Hasil kegiatan selama 6 minggu yaitu: pertama, pengetahuan siswa penanggulangan anemia ini yang sebelumnya 35% sesudah adanya kegiatan ini menjadi 80,59%. Kedua, sikap yang sebelumnya 9,74% sesudah adanya kegiatan menjadi 17,34%. Ketiga, asupan gizi yang sebelumnya 9,74% sesudah adanya kegiatan dilakukan rutin menjadi 17,34%. Terakhir, kadar haemoglobin (Hb) yang sebelumnya 11.02% menjadi 12,08%.
Kesimpulannya bahwa program inovasi ini menggabungkan program yang sudah ada yaitu pemberiaan TTD , pendidikan gizi, pendampingan oleh guru, pengawasan dari Ibu selaku orang tua juga mampu meningkatkan pengetahuan gizi, sikap gizi dan Hb remaja putri di Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan.
Setelah penjelasan yang disampaikan oleh Dr.dr. Reni Zuraida, pelantikan konselor remaja putri yang diwakili 5 siswi dari SMK Negeri Tanjung Sari.
